Selasa, 29 Maret 2011

10 Legenda Hidup Sepak Bola Sepanjang Masa

Turnamen Piala Dunia selalu memunculkan pemain-pemain hebat, tapi tidak semua pemain hebat tersebut dapat menjadi legenda. Berikut ini adalah sepuluh pemain hebat yang pantas disebut sebagai legenda sepakbola dan akan terus dikenang sepanjang masa.
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.
Baca Selanjutnya - 10 Legenda Hidup Sepak Bola Sepanjang Masa

Rabu, 02 Maret 2011

Daftar Klub Peserta LPI

Biarpun PSSI mengancam akan menghukum semua klub dan pemain serta pelatih dan juga semua unsur lain yang terlibat di LPI namun nampaknya liga yang digagas Arifin Panigoro ini mendapat dukungan dari masyarakat luas yang ingin ada perubahan nyata dalam persepakbolaan nasional.
Berikut profil singkat klub anggota LPI :



1. Aceh United
Persebakbolaan di Kota Banda Aceh kembali hidup dengan kehadiran Aceh United sebagai salah satu peserta Liga Primer Indonesia. Banda Aceh memiliki potensi besar karena banyak tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepak bola yang aktif. Adalah Aceh United yang akan menampung bakat-bakat pemain muda Banda Aceh untuk berprestasi dan memberikan tontonan menghibur kepada para suporter.
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)
Pelatih: Lionel Charbonnier (Perancis).
2. Bali De Vata
Bali tercatat pernah memiliki tim-tim yang bermain di pentas sepak bola nasional seperti pada era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) tahun 1980-an dan Liga Divisi Utama pada tahun 2000-an. Kini Liga Primer Indonesia bertekad membawa semangat Bali dalam revolusi sepak bola nasional melalui klub Bali De Vata.
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
-
3. Bandung FC
Bandung selalu memiliki klub-klub yang berprestasi di kancah sepak bola nasional. Setelah Persib dan Maung Bandung Raya, kini muncul Bandung FC sebagai klub sepak bola baru di Bandung, tentunya, semakin mengharumkan nama Kota Kembang ini. Kekuatan klub muda ini langsung terlihat dalam laga pramusim kompetisi dan memiliki harapan besar di arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)
Pelatih: Nandar Iskandar (Indonesia)
4. Batavia Union
Mewakili Kota Jakarta, Batavia Union merupakan klub baru dengan materi pemain-pemain yang andal dan berpengalaman menggeluti liga nasional. Meski baru, klub ini telah memiliki basis suporter yang setia dan bersemangat. Klub ini juga merupakan salah satu klub yang bersinar pada laga pramusim kompetisi LPI.
Stadion: Tugu, Jakarta (kapasitas 20.000)
Pelatih: Roberto Bianchi (Brasil)
5. Bogor Raya
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Kujang” ini berisikan manajemen muda yang kreatif dan penuh semangat. Klub ini juga membuat kejutan dengan mendatangkan mantan pemain River Plate, Diego Bogado, gelandang sayap asal Argentina berusia 24 tahun. Bogor Raya optimistis dapat mengubah persepakbolaan Indonesia melalui semangat generasi muda.
Stadion: Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)
Pelatih: John Arwandi (Indonesia)
6. Cendrawasih Papua
Cendrawasih FC lahir dari klub Kontiki FC, yang merupakan binaan para mantan pemain Persipura yang tergabung dalam Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP). Papua sendiri dikenal sebagai ladang bakat-bakat muda pemain sepak bola Indonesia dan secara konsisten melahirkan pemain-pemain bintang.
Stadion: Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jerman)
-
7. Jakarta 1928
Jakarta 1928 merupakan salah satu klub yang unik di pentas Liga Primer Indonesia. Klub ini membawa semangat perubahan yang diusung Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), salah satu klub sepak bola yang menjadi bagian perjuangan di masa penjajahan dulu. Semangat yang sama selama ini bersemayam di klub Persija Jakarta.
Stadion: Lebak Bulus (kapasitas 25.000)
Pelatih: Bambang Nurdiansyah (Indonesia)
-
8. Kabau Padang
Kabau Padang lahir dari inspirasi kemandirian yang telah dibangun oleh klub sepak bola mandiri Cement Padang. Melalui persiapan yang cenderung tertutup, Kabau Padang akan menyajikan gebrakan-gebrakan di dalam arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)
-
-
9. Ksatria XI Solo FC

Kota Solo memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam persepakbolaan Indonesia. Klub asal Kota Solo, Persis, pernah mendominasi kompetisi sepak bola Indonesia pada era 1930-an sampai 1950-an. Kemudian, di kancah Galatama, Arseto Solo juga pernah sekali juara. Namun, belakangan, nama Solo seakan tenggelam di pentas sepak bola nasional dan Jawa Tengah. Kini, Solo FC siap membawa Solo kembali berjaya di pentas nasional melalui Liga Primer Indonesia.
Stadion : Manahan, Solo (kapasitas 24.000)
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
10. Manado United
Manado United merupakan klub sepak bola yang sudah cukup lama berdiri di Manado. Masyarakat di Manado sendiri sangat menantikan kehadiran dan selalu mendukung klub sepak bola yang dapat berprestasi dari daerahnya. Fokus Manado United adalah pengembangan pemain lokal. Diperkuat oleh mantan pemain-pemain Persma Manado, Manado United siap berprestasi pada musim kompetisi Liga Primer Indonesia.
Stadion: Klabat, Manado (kapasitas 20.000)
Pelatih: Muhammad Al-Hadad
11. Medan Bintang
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digandrungi masyarakat Medan. Sejumlah klub-klub sepak bola sempat mengukir prestasi di kancah nasional dan internasional. Adalah Medan Bintang, klub baru yang mendapat dukungan sejumlah elemen. Medan Bintang berambisi mengangkat dan membesarkan prestasi Kota Medan.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Rene van Eck (Belanda)
-
12. Medan Chiefs
Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepak bola Pro Titan yang memang sudah tidak lagi mengandalkan APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepak bola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepak bola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Joerg Steinebruner (Jerman)
-
13. Persebaya
Persebaya memiliki sejarah panjang dalam persebakbolaan nasional Indonesia. Klub ini sempat meraih prestasi gemilang ketika klub-klub Perserikatan dan Galatama bersatu dalam Liga Indonesia (1994) dan meraih gelar juara pada tahun 1997 dan 2005. Kini Persebaya membuka lembaran baru untuk menorehkan prestasi di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)
Pelatih: Aji Santoso (Indonesia)
14. Persema Malang
Persema memiliki visi untuk memajukan persebakbolaan Indonesia. Berkat visi tersebutlah, Persema memilih untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia. Saat ini Persema telah memiliki tim yang sangat tangguh dan memiliki peluang besar di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
-
-
15. Persibo
Tim “Laskar Angling Dharma” ini berdiri pada 12 Maret 1949 dan merupakan juara Divisi Utama musim 2009-1010. Dengan prestasi tersebut, klub ini siap menoreh lembaran sejarah baru di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)
Pelatih: Sartono Anwar
-
-
-
16. Makassar  City (PSM Makassar)
Klub ini merupakan hasil merger dari PSM dengan Makassar City. Berbekal pengalaman di sepak bola nasional, PS Makassar adalah salah satu tim yang memiliki potensi besar di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora Andi Mattalata, Makassar (15.000)
Pelatih: Wilhelmus Wim Rijsberger (Belanda)
-
-
-
17. Real Mataram
Gairah sepak bola Yogyakarta kembali bersinar dengan hadirnya klub Real Mataram. Nama Real Mataram akan mewakili semangat dan kekuatan Kerajaan Mataram yang mendapat dukungan besar dari masyarakat Yogyakarta. Berbekal pemain-pemain berpengalaman, klub ini merupakan salah satu yang terkuat.
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
-
18. Semarang United
Klub yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, ini sengaja disiapkan khusus untuk mengikuti Liga Primer Indonesia. Klub yang digagas oleh Novel Al Bakrie ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sepak bola Kota Semarang. Semarang United akan menjadi salah satu klub yang paling disegani di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)
Pelatih: Edy Paryono (Indonesia)
-
19. Tangerang Wolves
Semangat pendukung sepak bola di Tangerang tidak dapat diragukan lagi. Keberadaan Tangerang United di kota industri ini diharapkan dapat meningkatkan geliat dan semangat persepakbolaan lokal. Dipimpin oleh pelatih yang jeli akan bakat-bakat muda, klub ini yakin dapat memperoleh tempat tersendiri di hati para pecinta sepak bola Indonesia.
Stadion: Benteng (kapasitas 25.000) Pelatih: Paulo Camargo (Brasil)
Baca Selanjutnya - Daftar Klub Peserta LPI

Akankah Berdiri PSSI Tandingan ?


Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat akan menggalang dukungan untuk membentuk PSSI tandingan. Terutama, bila George Toisutta dan Arifin Panigoro tetap dinyatakan tidak dapat lolos pada pencalonan ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2011-2015. Demikian diungkapkan kata Ketua I Bidang Organisasi KONI Jawa Barat Djumara Frasad di Bandung, Senin (21/2). "Bila Ketua Umum PSSI yang sekarang masih memimpin PSSI, jelas kami akan menggalang pembentukan PSSI tandingan. Koordinasi sudah dilakukan antarketua KONI di daerah terkait perkembangan terakhir dalam
proses penjaringan calon ketua umum PSSI ini," kata Djumara.
Menurut dia, KONI Jabar akan terus memantau proses pelaksanaan Kongres PSSI karena terkait dengan program pembinaan olahraga secara umum. Ia juga menilai nama George Toisutta dan Arifin Panigoro pantas lolos dalam verifikasi calon ketua umum dalam rangka revitalisasi dan reformasi di tubuh PSSI.
"Pak George, meski seorang militer dan merupakan pembina olahraga yang baik, punya komitmen, bersih serta loyal. Sangat disayangkan jika PSSI menyia-nyiakan sosok seperti itu," kata Djumara.

 Djumara juga mengimbau kepada PSSI Jabar dan klub di Jabar yang memiliki hak pilih pada Kongres PSSI mendatang untuk mendengar aspirasi masyarakat. "Bila PSSI tetap menjalankan `programnya` memilih ketua umum tanpa mengakomodasi suara dari masyarakat, maka KONI Jabar akan melakukan konsolidasi untuk pembentukan PSSI tandingan,"
Baca Selanjutnya - Akankah Berdiri PSSI Tandingan ?

Daftar Pemegang Gelar Liga Champions Terbanyak


ini daftar 5 besar klub pemegang juara liga champions terbanyak. kita mulai dari yang paling pertama :

1. Real madrid (9 kali)
Klub Spanyol paling sukses ini boleh berbangga dengan berbagai gelar yang pernah diraihnya. Terbanyak menjuarai Primera Liga Spanyol, koleksi sembilan gelar Real Madrid di Liga Champions juga belum tertandingi klub manapun.
http://www.wldcup.com/pictures/wld2006/0606/pic120.jpg

2.Ac Milan (7 kali)
Tim Italia yang sukses meraih 7 trophy liga champions. meskipun tahun ini, milan dipastikan tidak mendapat gelar domestik maupun eropa.
http://www.cbc.ca/sports/indepth/gfx/392-kaka.jpg

3.Liverpool FC (5 kali )
Liverpool pada awalnya adalah sebuah klub dengan prestasi yang tidak terlalu menonjol hingga Bill Shankly diangkat sebagai manajer tim. Dibawah asuhan Shankly, Liverpool memenangkan 3 trophi Liga, 2 tropi Piala FA, serta gelar eropa pertama dengan menjuarai Piala UEFA. Selama hampir 30 tahun, Liverpool menjadi klub paling sukses di Inggris bahkan menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola eropa dengan memenangi 4 tropi Piala Champion antara tahun 1977 hingga 1984. Namun pada era 90-an, Liverpool mengalami penurunan hingga akhirnya mulai bangkit kembali pada awal millenium dengan meraih treble pada tahun 2001 serta tropi Liga Champions ke 5.
http://www.free-football.tv/content_images/liverpoolchampionsleague.jpg

4.Bayern munchen (4 kali)
FC Bayern München atau Bayern Munich adalah klub olahraga terbesar kedua di dunia setelah FC Barcelona dengan 125.115 anggota, mengungguli Real Madrid, Manchester United, AC Milan dan Inter Milan. Klub sepak bolanya telah menjuarai liga sepak bola Jerman Bundesliga 21 kali, pada tahun 1932, 1969, 1972, 1973, 1974, 1980, 1981, 1985, 1986, 1987, 1989, 1990, 1994, 1997, 1999, 2000, 2001, 2003, 2005, 2006, dan 2008.
http://valeric95.chez-alice.fr/Diap%20Bayern/Bayern%20et%20la%20coupe1.jpg

5.Ajax Amsterdam (4 kali)
Sedangkan Amsterdamsche Football Club Ajax (Euronext: AJAX; juga dikenal dengan nama Ajax Amsterdam, AFC Ajax, atau hanya Ajax (dibaca A-yaks)) adalah sebuah klub sepak bola dari Amsterdam, Belanda. Klub ini adalah salah satu klub terkuat di Belanda dan juga di Eropa. Ajax adalah salah satu dari empat klub yang telah memenangi ketiga-tiga gelar utama Eropa setidaknya sekali, masing-masing Piala Champions (4 kali), Piala Winners, dan Piala UEFA. Di kompetisi dalam negeri, Ajax 29 kali menjuarai Liga Belanda (Eredivisie).
http://www.football-history.net/pics/teams/ajax-1995.jpg


ini dia gan, tim yang lgi naik daun.Barcelona teryata dalam rekor juara, Real Madrid sebagai rivalnya memang masih jauh diatas El Barca

5. -Barcelona (3 kali)
FC Barcelona - juga dikenal sebagai Barça, adalah sebuah klub olahraga di Barcelona, Katalonia, Spanyol yang mempunyai klub-klub dalam beberapa cabang olahraga, namun yang paling terkenal adalah sepak bola.Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga spanyol pertama kali. Dengan persembahan 19 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 7 gelar Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 2 gelar Piala Super Eropa, Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia.
http://img.dailymail.co.uk/i/pix/2008/04_04/BarcaCup_468x341.jpg

-Manchester United (3 kali)
Sedangkan Manchester United F.C. (biasa disingkat Man Utd, Man United atau hanya MU ) adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester.Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
http://www.abc.net.au/reslib/200805/r252617_1040550.jpg

- Inter Milan (3 kali)
Football Club Internazionale Milano S.p.A atau lebih dikenal dengan nama Inter Milan atau yg mempunyai julukan il Nerazurri (si biru hitam), il Biscone (si ular besar), dan juga La Beneamata (yang tersayang) adalah sebuah klub sepak bola Italia, bermain di Seri A (divisi pertama).
Internazionale juga memenangi Piala UEFA mereka tiga kali. Pertama di musim 1990/1991 melawan AS Roma/ Di musim 1993/1994, Inter meraih gelar Piala UEFA dengan mengalahkan klub Austria Casino Salzburg. Di kemenangan Piala UEFA mereka untuk ketiga kalinya, Inter mengalahkan SS Lazio di Parc des Princes, Paris.
Inter baru memenangi lagi Piala/Liga Champion untuk yang ketiga kalinya pada musim 2009/2010 dengan mengalahkan klub asal Jerman, Bayern Munich di Final, setelah sebelumnya pada Babak semi Final Internazionale secara mengejutkan mengalahkan Klub asal Spanyol, Barcelona.yang saat itu sangat di unggulkan karena pada Musim kompetisi 2008/2009 meraih 6 gelar disemua ajang.
Inter kini juga menjadi tim asal Italia pertama yang meraih treble winner setelah memenangi semua kompetisi yang dijalani inter pada musim 2009/2010 diantaranya Scudetto Liga Italia, Piala Italia, dan Liga Champion.
http://www.kickoff-wallpaper.com/wp-content/uploads/2010/05/Inter-Milan-UEFA-Champions-League-Winner.JPG
Baca Selanjutnya - Daftar Pemegang Gelar Liga Champions Terbanyak
Zu Chi Hidayat © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute